secangkir coklat hangat. seperti lagu lama bitter sweet symphony rasanya. di impor ke 6 negara. koneksi lambat seperti siput, seperti melatih kesabaran, sama dengan yang disampaikan dosen agama ketika kami bertanya tentang makna tugas jaring petulis.
malam ini jadwalnya merapihkan isi netbook. sampailah di folder ILUSTRASI, dan melihat gambar crayon yang ga artsy tapi cukup rapih dengan judul BAOBAB. aku teringat menggambar ini di siang hari di ulang tahun sepupu kecil di bulan maret, mencoba crayon baru 63 warna. menggiurkan. sementara ia menggambar kelinci, aku menggambar baobab ini. mencontek dari buku kecil The Little Prince. halaman berapa ya?lupa. bukunya sekarang udah di dalem kardus, siap terbang ke kota apel hijau.
seorang teman yang tak pernah membaca fiksi kemudian minta dipinjamkan fiksi, dan buku yang aku pilih adalah The Little Prince. besoknya ia mengirimkan pesan singkat ‘..kita ketemu di pohon baobab ya jam 11 siang, saya bawakan draft FGD media literacy nya..’ . Oalah, ternyata maksudnya ketemuan di cafe bawah pohon beringin di tengah kampus.
The little prince sudah kubaca dalam 3 versi, yaitu Indonesia, perancis dan inggris. semuanya bagus, semuanya indah, dan aku paling suka dengan gambar pohon baobab nya. dan memang itu gambar yang kata penulisnya dibuat dengan sebaik-baiknya supaya kita mengenal dan berhati-hati terhadap pohon baobab.
Selama ini aku pikir baobab cuma pohon khayalannya si penulis. ternyata beneran ada, bahkan sempat masuk nominasi 7 world’s wonder ya..
Terlihat bagus ya..batangnya besar bisa untuk dipanjat dan duduk-duduk. tapi sayangnya planet si Pangeran Kecil terlalu kecil, sehingga dia harus membunuh bibit-bibit baobab yang terbawa angin, dan memilih untuk memelihara mawar merah manja yang sombong seperti pacar yang high maintenance.huh!
